CILEGON - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cilegon telah menunjuk lima orang panelis untuk mengawal proses debat terbuka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon 2024. Kelima orang tersebut berlatarbelakang akademisi dan profesional. Namun, keputusan KPU ini menuai kritik dari sejumlah pihak, khususnya dari kalangan akademisi di Kota Cilegon.
Roy Amrullah, seorang akademisi di Kota Serang, mempertanyakan alasan KPU tidak melibatkan akademisi lokal dalam panelis debat. "Padahal Pilkada ini diadakan di Kota Cilegon, kenapa yang jadi panelis dalam debat tersebut itu diambil dari luar Cilegon?" ujar Roy.
Kritik serupa juga diutarakan oleh beberapa akademisi lainnya. Mereka menilai bahwa KPU seharusnya lebih memprioritaskan keterlibatan akademisi lokal dalam debat Pilkada, mengingat mereka memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi dan permasalahan di Kota Cilegon.
Ketiadaan akademisi lokal dalam panelis debat Pilkada Cilegon 2024 menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana KPU Cilegon menentukan panelis. Apakah KPU Cilegon telah mempertimbangkan secara serius keterlibatan akademisi lokal dalam proses debat ini? Apakah KPU Cilegon memiliki alasan khusus untuk tidak melibatkan akademisi Kota Cilegon?
Ketiadaan akademisi lokal dalam panelis debat Pilkada Cilegon 2024 mungkin dapat diartikan sebagai kurangnya kepercayaan KPU terhadap kemampuan akademisi lokal. Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang kualitas dan kredibilitas akademisi Kota Cilegon.
Di sisi lain, KPU Cilegon mungkin memiliki alasan lain untuk tidak melibatkan akademisi lokal. Mungkin KPU Cilegon merasa bahwa akademisi lokal tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi panelis dalam debat Pilkada.
Terlepas dari alasannya, keputusan KPU Cilegon untuk tidak melibatkan akademisi Kota Cilegon dalam panelis debat Pilkada Cilegon 2024 telah menimbulkan pertanyaan dan perdebatan. Hal ini menunjukkan bahwa KPU Cilegon perlu mempertimbangkan secara serius keterlibatan akademisi lokal dalam proses debat Pilkada di masa depan. Keterlibatan akademisi lokal dapat memberikan perspektif yang lebih kaya dan relevan dengan kondisi lokal, serta meningkatkan kredibilitas dan transparansi proses debat Pilkada.
(Hd)