• Jelajahi

    Copyright © alnewsbanten
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Put your ad code here

    Menu Bawah

    100 TAHUN AL-KHAIRIYAH: HARAKAH MANHAJ AL-ISLAMIYYAH AL-KHAIRIYAH

    , April 22, 2025 WIB Last Updated 2025-04-22T12:36:35Z
    ccc

     


    Oleh: Ust. Dayan Fithoroini, S.H., M.H.

    Pembina Majelis Ilmu Al-Khairiyah


    Seratus tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam rentang satu abad, banyak yang datang dan pergi, banyak yang berubah dan berkembang. Namun, ada satu hal yang tetap menyala, menjadi pelita di tengah gelapnya zaman, menjadi lentera harapan dalam pusaran tantangan: Al-Khairiyah.


    Jejak Abad Perjuangan: Dari Pesantren ke Gerakan Kebangsaan
    Didirikan pada tahun 1925 oleh ulama besar bernama Brigjend. KH. Syam’un, Al-Khairiyah lahir di tengah pergolakan zaman. Masa penjajahan masih mencengkeram negeri ini, dan buta huruf masih merajalela. Dalam situasi itu, Brigjend. KH. Syam’un membawa gagasan pembaruan dengan membangun lembaga pendidikan Islam modern yang memadukan ilmu agama dan umum, agar umat Islam tidak tertinggal dalam arus kemajuan.



    Seiring waktu, Al-Khairiyah berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan yang menjangkau berbagai sektor: pendidikan, dakwah, sosial, hingga kebudayaan. Ribuan lembaga pendidikan, mulai dari madrasah hingga perguruan tinggi, berdiri di bawah naungan Al-Khairiyah. 


    Namun, lebih dari sekadar institusi, Al-Khairiyah adalah gerakan: gerakan pencerahan dan penguatan umat. Ukhuwwah: Pilar Peradaban Al-Khairiyah
    Salah satu warisan terbesar Al-Khairiyah yang terus hidup hingga kini adalah konsep ukhuwwah. Dalam pemikiran Al-Khairiyah, ukhuwwah bukan sekadar nilai moral, tapi adalah strategi sosial dan fondasi peradaban. Ukhuwwah menjadi ruh dari setiap langkah dakwah dan pendidikan. Setidaknya Al-Khairiyah harus memiliki empat pilar utama ukhuwwah yang dihidupkan dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat:


    1. Ukhuwwah Islamiyyah

    Al-Khairiyah menanamkan kuatnya rasa persaudaraan di antara sesama Muslim. Dalam semangat ukhuwah Islamiyyah, setiap perbedaan disikapi dengan hikmah, dan setiap persatuan dijaga dengan kasih sayang. Al-Khairiyah percaya, umat yang bersatu dalam iman dan ilmu akan menjadi kekuatan besar bagi perubahan.


    2. Ukhuwwah Wathaniyyah

    Cinta tanah air bukan hanya urusan nasionalisme, tapi bagian dari keimanan. Ukhuwwah Wathaniyyah menjadi prinsip bahwa membela negeri adalah bentuk ibadah. Al-Khairiyah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa, dan terus mendidik generasi untuk menjadi warga negara yang berintegritas, toleran, dan berdaya saing.


    3. Ukhuwwah Basyariyyah

    Di dunia yang semakin terhubung, Al-Khairiyah menegaskan pentingnya merawat kemanusiaan. Ukhuwwah Basyariyyah mengajarkan bahwa setiap manusia, apapun latar belakangnya, adalah ciptaan Allah yang harus dihormati. Kepedulian lintas batas, solidaritas lintas iman, dan aksi-aksi sosial kemanusiaan menjadi pengejawantahan nilai ini.


    4. Ukhuwwah Al-Khairiyah

    Inilah jati diri gerakan Al-Khairiyah. Ukhuwwah Al-Khairiyah adalah ikatan persaudaraan sesama kader, guru, santri, dan simpatisan Al-Khairiyah. Ikatan ini menjadi energi kolektif yang membuat Al-Khairiyah tetap teguh, kompak, dan terus berkembang. Dalam ukhuwah ini tertanam nilai loyalitas, semangat kolaborasi, dan tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu.
    Keempat pilar ukhuwwah ini tidak berdiri sendiri, melainkan terhimpun dalam satu konsep besar yang menjadi pedoman Gerakan yaitu Harakah Manhaj Al-Islamiyyah Al-Khairiyah
    Harakah ini adalah metode gerak dakwah dan pendidikan yang berlandaskan pada ajaran Islam yang wasathiy (moderat) sesuai dengan konsep dasar Al-Khairiyah sebagai Ummatan Wasathon, berpijak pada Al-Qur’an dan Sunnah, namun terbuka terhadap dinamika zaman. Dalam manhaj ini, ilmu tidak hanya dicari, tetapi diamalkan. Persatuan tidak hanya diucapkan, tetapi diperjuangkan. Dan dakwah tidak hanya disampaikan, tetapi dicontohkan.


    Menjemput Masa Depan: Abad Kedua Al-Khairiyah
    Kini, seratus tahun telah dilalui. Al-Khairiyah telah mengakar di berbagai pelosok negeri dan melahirkan ribuan alumni yang berkontribusi di berbagai bidang. Namun perjalanan belum usai. Abad kedua adalah medan baru, yang membutuhkan semangat baru.
    Tantangan zaman semakin kompleks, teknologi berubah cepat, nilai-nilai bergeser, dan generasi muda menghadapi realitas yang lebih dinamis. Dalam situasi ini, Al-Khairiyah harus menjadi mercusuar, menjadi penjaga nilai, pembuka jalan, dan peneguh harapan.


    Mari kita kuatkan barisan. Kita rawat ukhuwwah. Kita hidupkan kembali cita-cita luhur para pendiri. Karena Al-Khairiyah bukan hanya warisan ia adalah amanah. Dan di tangan kita, amanah itu akan terus tumbuh, bersinar, dan membawa maslahat bagi umat dan bangsa.


    Al-Khairiyah Satria Setia Bhakti
    Al-Khairiyah Bhakti Sepanjang Zaman
    Komentar

    Tampilkan